"ALYSSA"
Cover by Nurazizahindah |
Alyssa
mengayuh sepedanya dengan santai. Angin sesekali menghembas rambutnya yang ia
ikat menyisakan poni yang menutup dahinya. Dengan airphone yang menempel diteAlganya
Alyssa terus mengayuh sepedanya hingga sampai disekolah. Alyssa bukan tidak
sanggup berangkat sekolah menggunakan angkutan umum atau sekedar diantar oleh
orang tuanya. Alyssa bahkan terlahir dalam keluarga yang sangat berkecukupan.
Ayahnya bahkan seorang pejabat yang memiliki posisi penting dikantornya.
Alyssa menparkirkan sepedanya dengan
deratan sepeda lainya. Benar, memang bukan hanya Alyssa saja yang berangkat
sekolah menggunakan sepeda. Hanya saja, disekolahnya selalu mementingkat kasta,
masih mengedepankan sikaya dan simiskin alhasil Alyssa juga dicap sebagai siswa
yang kurang berkecukupan karena berangkat sekolah menggunakan sepeda.
Benar-benar harus diberantas.
“Alyssa!” Seru seseorang yang tengah
berlari menghampirinya. Alyssa melepaskan airphonenya dan berbalik menyapa
temanya.
“Loe udah liat mading?” ujarnya
kembali.
Alyssa hanya menggelengkan kepalanya,
sedangkan Sivia menarik tanganya dengan cepat menuju mading sekolah. Rasa
penasaran Alyssa semakin menjadi saat semua siswa terlihat memadati mading
sekolah yang terletak dilorong dekat ruangan guru. Betapa kagetnya Alyssa saat
ia melihat mading.
ALYSSA SIPEMBOHONG BESAR! ALYSSA ANAK
SEORANG PEJABAT YANG SELALU MEMAKAN UANG RAKYAT! ALYSSA MENGGUNAKAN SEPEDA
HANYA UNTUK MENJAGA NAMA BAIK AYAHNYA! MUNAFIK.. ( Dengan Foto Alyssa yang
terlihat jelek)
Alyssa mengepalkan tanganya kuat,
siapa yang tega membuat Poster seperti itu. Alyssa memang seorang anak pejabat,
namun bukankah tidak semua pejabat memakan uang rakyat? Alyssa sudah menebak
siapa yang sudah mencemari nama baiknya. Alyssa tanpa pikir panjang menyobek
dan membawa poster tersebut dengan amarah dan tangis yang ia tahan.
Alyssa menggebrak pintu ruang
kelasnya dengan keras. Wajahnya memerah antara menahan emosi dan menahan tangis
yang sebentar lagi pecah. Alyssa langsung menyimpan tasnya begitu saja, dan
mendatangi orang yang sudah ia liat tersenyum licik didepannya.
“Mau loe apa HAH?!” ujar Alyssa
dengan menahan emosinya.
“Mau gue, loe enyah dan loe
jauh-jauh dari Rio!” Alyssa terkekeh saat ia tau, mengapa Shilla tega membuat
poster yang membuat namanya tercemar. Ya semua hanya karena Rio.
Rio adalah pemuda yang digandrungi
oleh siswa seantero sekolah, namun tidak untuk Alyssa. Alyssa bahkan menolak
Rio mentah-mentah saat Rio dengan terang-terangan meminta dirinya untuk menjadi
kekasihnya didepan kelas baru-baru ini.
“Rio? Jadi loe nyemarin nama gue
cuman gara-gara Rio? Hahahha. CHILDISH! Loe boleh nyemarin nama gue tapi bukan
AYAH GUE!” Alyssa dengan suara yang tinggi dan emosi.
“Loh? Bukanya emang kenyataankan
bahwa Ayah loe emang seorang pejabat dan pasti makan uang rakyat iya kan. Gue
bingung kenapa loe peringkat satu, padahal loe yang kayak gini aja gak ngerti!”
Shilla dengan mengalihkan wajahnya mengejek Alyssa.
Kesabaran Alyssa sudah diujung
batas, Alyssa kehilangan kesabaranya. Ia hendak menampar Shilla namun hatinya
menahan dirinya untuk berbuat demikian. Alyssa lantas berbalik dan pergi keluar
kelas. Alyssa sudah tidak sanggup dengan fitnah yang Shilla sebarkan dengan
luas.
Alyssa menyusuri lorong dengan air
mata yang berderai begitu saja. Ia tidak memperdulikan bel masuk berbunyi
dengan nyaring. Alyssa terus berjalan bahkan setengah berlari saat ia menuju
tempat dimana ia selalu menyendiri dikala lelah dan letih karena belajar. Namun
saat ini, ia datang bukan karena letih atau lelah karena pelajaran namun, Alyssa
lelah dengan batinya yang selalu mencoba sabar saat Alyssa memojokinya dengan
beribu fitnah dan olokan lainya.
Tangis Alyssa pecah sesampainya
ditempat, Alyssa merengkuhkan kakinya dan menenggelamkan wajahnya disana. Alyssa
menahan dadanya yang semakin sesak, bahkan nafasnya tersenggal-senggal saat ia
sudah tidak sanggup dengan sakit didadanya.
“Maafin gue ya Al.” Sebuah suara
tiba-tiba saja menghentikan tangis Alyssa. Alyssa mendongkakan wajahnya dan
tersenyum hambar saat ia tau siapa yang menghampirinya.
“Loe, ngapain? Loe udah puaskan liat
gue terpuruk karena kelakuaan Loe. Loe mau tertawa? Tertawalah .... Hiks.” Alyssa
dengan menghampus Air matanya.
“Gue cuman nyatain perasaan gue, gue
gak tau kalau Shilla bakalan sekejam ini sama loe. Loe tanya gue puas liat loe
terpuruk? Loe salah Al, loe salah! Bahkan dada gue sakit saat gue liat loe
nangis gara-gara gue. Rasa yang bergemuruh dalam dada gue udah seutuhnya
dipenuhi sama nama Loe. Gu..”
“Cukup Yo! Loe lebih baik jauhin
gue. Seharusnya dari awal loe bantah rasa itu. Gue mau sekolah dengan tenang.
Loe jelas-jelas tau Shilla suka sama loe.”
“Gue sukanya sama loe Alyssa. Gue
gak peduli ayah lo pejabat atau pedagang kaki lima. Yang jelas gue sukanya sama
loe.”
Alyssa bangkit dari duduknya namun,
saat ia berhasil berdiri semua yang ia liat berputar denga hebat. dadanya
sesak. Alyssa mencoba menjelaskan kembali pandanganya namun sama saja, semua
yang dilihat Alyssa terlihat semakin berputar dan kepalanya terasa berat. Alyssa
mencoba meraba tembok yang ada disampingnya. Namun tiba-tiba saja semua buram
dan gelap.
---
Hollaaa saya kembaliiiii! maafin yaaak cerita yang "ADA AKU DIHATIMU"
belum bisa aku lanjutin. jadi aku Upload yang baru, dan ini sudah aku
tamatin hueheheh. jadi ga perlu hawatir, no PHP wkwkwk. jangan lupa juga
bisa di cek https://www.wattpad.com/374789485-alyssa-part-1 untuk
pengguna wattpad :) jangan lupa comment yaaaah. sampai bertemu di part 2
-:p
untuk melaksanakan ukuwah dan talisilahturahmi mari berteman FOLLOW - @Nurazizahindah. Syukran, kritik dan pesan silakan langsung mention ke Twitter ajah ya.
No comments:
Post a Comment