Thursday, June 21, 2018

Kelak, Allah akan hadirkan dia diwaktu yang tepat



cover image by Nurazizahindah
Indah Siti Nurazizah
 Aku hanya menjadi pereda rasa sakitnya,
 bukan menjadi obat penyembuh dari luka dimasa lalunya. 
 -Anna- 


            Aku tidak tau aku benar apa salah, melepasnya pergi begitu saja dengan sosok dimasa lalunya. Seharusnya aku tau ini sejak awal. Hanya saja rasa egoisku mengalahkan semuanya. Hingga, aku benar-benar harus melepasnya. Semakin aku mempertahankannya semakin pula aku merasa bawa ia semakin jauh dariku.
 Aku hanya tidak ingin memaksa perasaan-nya yang memang bukanlah untuku. Aku kira rasa yang ada dalam hatinya sekarang seutuhnya miliku. Namun, kenyataanya TIDAK, Tidak sama sekali. Dari awal perasaanya memang bukan untuku. Ya, bukan untuku. Aku hanya menjadi pereda rasa sakitnya, bukan menjadi obat penyembuh dari luka dimasa lalunya.
--- 2 bulan sebelum aku memutuskan dirinya ---
“Anna, cepatlah aku tidak ada waktu lagi. 1 jam lagi aku ada kelas.” Ujar Fathir kekasih yang sudah 1 tahun ini bersamaku.
“Iya, bentar. Tugas pak Tomi aku lupa menyimpanya.”
“Yaaaah. Kamu ini memang ceroboh ya An. Aku duluaan deh kalau kamu masih lama. Pake Gojek aja. Aku duluaan ya.” Fathir dengan berlalu pergi meninggalkan Anna yang masih sibuk mencari buku tugasnya.
“Ketemu! Fathir, Bentar aku udah nemu. Fathir...”
Terlambat, Anna pagi ini harus berangkat sendiri. Fathir sudah menginjak pedal gasnya mobilnya dengan cepat. Anna membuang nafas beratnya, akhir-akhir ini Anna merasa Fathir berbeda 180 derajat dari Fathir yang Anna kenal. Ah mungkin dosen pagi ini memang mengharuskan Fathir untuk bergegas kekampus. Pikir Anna dengan seutas senyum diwajahnya.
Anna sampai dikampus dengan wajah suram. Bagaimana tidak tadi saat ia menunggu Gojek kaki Anna terkilir dan ia pun terkena percikan air sisa hujan tadi malam. pakaian yang ia kenakan sekarang penuh dengan lumpur. Anna ingin kembali kerumahnya untuk ganti pakaian hanya saja 15 menit lagi kelas akan dimulai. Anna kembali membuang nafas beratnya, memutarkan bola matanya dan melangkahkan kakinya menuju kelas.
***
“Ya ampun Anna. Lo abis dari sawah?” ujar Tania sahabat karib Anna.
“Plis, gue ga mau ngejelasin apa-apa. Gue Capek!”
“Lo, naik Gojek? Fathir emang kemana?”
“TAU, Gue ga ngurusin dia.”
“Lo bertengkar? Pantesan tadi gue liat dia sama anak baru di Fakultas seni.”
“Anak baru? Fakultas seni? Siapa? Cewe?”
“Weist! Kalem kali nanya nya. Iya, anak baru, Fakultas Seni dan CEWE!” Anna memejamkan matanya. Oh apa ini alasan kenapa akhir-akhir ini Fathir selalu semangat ke kampus? Apa ini alasan Fathir selalu meninggalkanya hanya karena hal sepele? Ya, Anna sekarang menemukan jawabanya.
Setelah kelas pagi berakhir, Anna memutuskan untuk pergi ke kantin. Namun, sebelum ia pergi kekantin Anna mengunjungi terlebih dahulu Fakultas Seni dan coba mencari petunjuk yang sejak tadi pagi menghantui hati dan pikiranya.
Anna menghentikan langkahnya saat seorang wanita tengah melambaikan tanganya kepada seorang pemuda yang ia kenal. Keduanya lantas tertawa bersama dan sama-sama melangkahkan kakinya entah kemana.
Perlahan pandangan Anna buram, air matanya ternyata sudah berderai membentuk sungai-sungai kecil. Anna mengepalkan tanganya, menahan sekuat mungkin emosinya. Tangan tak kasat mata terus meremas hatinya. Cukup, kali ini Anna harus cari tau siapa wanita itu.
“Dia anak pindahan dari Universitas di Jogja. Namanya Serlly, dia emang selebgram banyak fansnya. Gue kira lo tau siapa Serlly, yang gue tau dari gosip kelas gue kalau Serlly itu mantan Fathir An. Mereka dulu satu SMP. Sempet pacaran selama 2 tahun dan katanya Sherlly itu cinta pertama Fathir. Fathir diputisin karena dia milih sekolah SMA di jakarta. Emang Fathir ga pernah cerita sama lo? Menurut gue, mending lo bicarain semuanya baik-baik sama Fathir, dari pada lo makin sakit hati. Secara cinta pertama itu sulit loh untuk dilupakan. Sorry ya An, bukanya gue panas-panasin hubungan lo sama Fathir. Gue cuman ga mau lo sakit hati.”
Anna terdiam “Secara cinta pertama itu sulit loh untuk dilupakan.” Kata-kata itu bagaikan ribuan jarum yang menusuk hati Anna. Justin benar. Kemana ia selala ini kenapa ia tidak tau gelagat Fathir yang berbeda. Anna kembali meneteskan air matanya, mengapa hatinya sesakit ini. Mengapa Fathir begitu tega bermain dibelakangnya, jika memang ia tidak bisa melupakan sosok dimasa lalunya, mengapa ia harus menjadikan Anna hanya sebagai pereda rasa sakitnya bukan menjadi obat untuk menyembuhkan seluruh luka dimasa lalunya.
Kata itu datang lewat hati yang kian dalam. Rasa sakit seperti mengisi pena untuk menuliskan rangkaian kata demi kata dikertas yang usang. Sunyinya malam semakin memperindah kata demi kata yang ia rangkai. Hembusan angin menghebas rambutnya dengan lembut, membelai wajahnya yang sendu.
Anna memutuskan akan membicarakan semuanya besok saat pulang kuliah. Anna harus bicara baik-baik dengan Fathir. Jujur saja, Anna tidak ingin kehilangan Fathir. Anna rasa Fathir adalah sosok yang selama ini ia cari. Namun, kedatangan Sherlly benar-benar mengubah semuanya. Fathir yang selama ini ia cintai kini tidak memiliki arti.
Ke-esokan harinya. Belakang kampus dengan langit yang mendung...
Anna membenarkan posisinya, berusaha menahan rasa sakit dan egoisnya. Tanganya ia kepal dengan kuat, jangan sampai air matanya jatuh didepan Fathir. Setelah menunggu 30 menit ditaman belakang kampus sosok yang ditunggu-tunggu Anna kini menghampirinya. Dengan wajah tanpa rasa bersalah sedikitpun, Fathir duduk disamping Anna dengan wajah datar seolah-olah memasang wajah malas.
“Ada apa?”
“Kok telat?” tanya Anna memasang wajah seperti biasa.
“Ada kelas kan.”
“Loh bukanya dari 1jam yang lalu udah bubaran ya? Sibuk banget akhir-akhir ini.”
“Udah keintinya aja ada apa? Kalau mau bahas kenapa akhir-akhir ini kita jarang ketemu. Iya karena aku sibuk.”
“Sibuk jalan bareng mantan?” ujar Anna membuat alir wajah Fathir berubah derastis.
Anna menarik nafasnya dalam-dalam. Fathir masih terdiam, mungkin shook karena Anna mengetahui alasan kenapa akhir-akhir ini ia sibuk. Anna mengeluarkan nafas beratnya. Haruskah sesakit ini? Anna sudah berusaha sebisa mungkin agar tidak terlihat lemah didepan Fathir namun nyatanya ia tidak bisa. Air matanya menetes begitu saja, tangan tak kasat mata terus meremas hatinya dengan kuat.
“Jika masih ada dia dihatimu, untuk apa 3 tahun ini kita sama-sama? Untuk apa kamu buat aku jatuh cinta, untuk apa kamu buat aku mengharapkan lebih dari sekedar pacaran? Jika jujur dari awal, aku tidak akan sesakit ini Thir. Kamu harus tau, kamu adalah sosok pemuda yang pertama mengatakan cinta dengan tulus padaku. Prinsip ku untuk tidak pacaran aku patahkan dengan menjalin hubungan dengan mu selama itu.”
 “Aku sudah memikirkan ini setelah tau hatimu bukanlah untuku. Sekarang aku sadar siapa diriku dimatamu. Aku hanya sekedar pereda rasa sakitmu bukan menjadi obat penyembuh rasa sakitmu. Air mata ini entah mengapa mengalir begitu saja, mungkin melepasmu itu sulit untuku. Tapi aku lelah Thir, aku tidak tau harus bagaimana. Aku juga ingin seperti teman-teman lainya, menjalin hubungan hingga pelaminan. Tapi harapan itu harus runtuh saat aku tau kau bukan miliku. Mulai dari sekarang aku akan melepaskanmu. Kau boleh kembali kemasa lalumu. Cinta pertama memang sulit untuk dilupakan. Berbahagialah, do’akan aku juga, semoga hatiku tidak benar-benar hancur.”
Anna beranjak dari tempat duduknya. Fathir masih diam dengan seribu bahasa. Tidak berusaha untuk mengatakan 1 katapun untuk Anna. Bahkan, Anna pergipun Fathir tidak meliriknya sama sekali. Sepudar itukan rasa cinta Fathir kepada Anna. Bahkan, hubungan mereka lebih lama dibanding hubungan Fathir dengan Sherlly.
---
Anna membantingkan tasnya dengan kasar kelantai kamarnya. Tubuhnya dibaringkan dengan keras kekasur kingsize nya. Hatinya masih sakit, sakit. Air matanya pun masih belum mengering, malah semakin deras mengalir. Anna memutuskan untuk mengambil air wudhu dan mengadukan semuanya pada sang pemilik hati. Allah..
Anna merebahkan dirinya diatas sajadah, ini mengapa Allah melarang hambanya untuk pacaran. Allah tidak ingin hambanya sakit hati, Allah tak ingin hambanya mencintai makhluknya lebih dari hambanya mencintai Allah. Anna tau, keputusan awal ia pacaran memang salah. Anna tau apa yang diperbuatnya salah. Anna, merendahkan dirinya serendah-rendanya pada Allah Ta’ala. Sekarang biarkan Anna mencintai Allah dengan segenap rasa dihatinya. Biarkan hatinya dipenuhi dengan rasa cintanya pada sang memilik semesta. Karena Allah selalu mencintai hambanya yang mau bertaubat.
---
1 minggu setelah Anna memutuskan hubungan dengan Fathir, hidup Anna terlihat teratur. Jilbabnya kini mentutup setengah tubuhnya, kajian yang dulu Anna lewatkan kini tak pernah sekalipun Anna absen untuk mengikutinya. Allah selalu punya cara untuk menyadarkan hambanya dari sebuah kesalahan. Biarkan cinta nya kali ini hanya untuk Allah Ta’ala.
Anna melangkahkan kakinya dilorong kampus. Sekarang Anna lebih dikenal karena ke-Alimanya. Meskipun, anak-anak dikampus sering mengunjingnya karena kesalahan dimasa lalunya. Namun, inilah Anna yang baru. Yang tak hanya mengubah pakaianya menjadi Syar’i namun juga hati dan Akhlaknya.
Anna mempercepat langkahnya saat sadar bahwa jam kuliahnya akan segera dimulai. Namun, langkahnya terhenti saat seseorang menghadangnya dan hendak menggapai tanganya.
“Astagfirullah..” Ujar Anna menepis tangan yang belum Anna lihat siapa memiliknya.
“Eh, Maaf An.”
“Fathir?” Dan, sekarang Anna tau siapa pemilik tangan tersebut. Anna buru-buru menundukan kepalanya. Ia, tidak ingin hatinya goyah.
“Buru-buru ya?”
“Ya.”
“Aku, mau ngomong sebentar boleh? Aku mau jelasin semua nya.”
“Ga, ada yang perlu dijelasin. Kamu perbaiki diri kamu, tolong jangan kasih harapan lagi untuk wanita yang sekarang bersamamu. Dia butuh kepastian aku yakin itu.”
“Makasih sudah memperhatikan. Tapi, Aku denganya ga ada hubungan apa-apa.”
“Ada atau tidak itu bukan urusanku. Maaf aku ada kelas. Assalamu’alaikum.”
“Tapi, An.. Anna.”
Anna berlari menjauhi Fathir sebelum ia benar-benar jatuh kembali kejurang kemaksiatan. Ini yang selalu Anna takutkan, ia kembali melihat bayang-bayang dirinya dimasa lalu. Ingin rasanya ia cepat lulus agar tidak bertemu kembali dengan Fathir ia benar-benar tidak ingin membuat sang pemilik cinta cemburu lagi padanya.
Setelah kejadian tadi, Anna berusaha untuk melupakanya meskipun genggaman itu masih ia rasa. Anna kembali berdiam diri di masjid kampusnya, membaca ayat demi ayat al-qur’an. Hatinya tenang jika sudah begini, setelah itu Anna yakin semua gelisah dalam  hatinya akan hilang.
Setibanya dirumah Anna dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang tidak asing untuknya. Seorang pemuda yang dulu sempat menjadi kakak kelas semasa SMA-Nya. Pemuda itu masih menundukan pandanganya, diapit oleh kedua orang tuanya yang tersenyum manis kepada Anna. Ayah dan Ibu Annapun sama, menggapai tangan Anna dan rona merahpun tampak diwajah Anna yang terlihat semakin bersinar.
“Baik mana kabarmu Anna, sehat?” ujar ayah pemuda itu.
“Alhamdulillah sehat pak, bagaimana kabar bapak sekeluarga?” Anna masih dengan rona merah dan jantung yang berdegup kencang.
“Alhamdulillah seperti yang bisa kamu lihat kami sehat, pasti kamu betanya-tanya ada apa bukan? Begini Anna. Setelah tadi mengobrolkan semua nya dengan ayahmu, kami datang bermaksud untuk meminangmu. Kamu masih ingat Zaid bukan? Dia ternyata menyukaimu dari semenjak SMA dan ia enggan mengatakanya padamu karena ia tahu ia belum memiliki apapun untuk menghalalkanmu. Kini, sekaranglah waktunya, Ayah dan ibumu setuju, sekarang bagaimana dari mu nak?”
Anna diam, ia mencoba mengatur detak jantungnya. Anna mengangguk,“Anna bersedia.” Semua tersenyum terlihat air mata disudut mata Zaid, pandangan mereka bertemu namun Zaid segera menundukan kembali wajahnya.
“Ada yang mau kamu sampaikan nak Zaid?” ujar ayah Anna.
“Ada pak, sebelumnya terimakasih Anna kamu sudah menerima lamaranku. Meskipun kita sudah lama tidak bersua kau begitu yakin denganku. Pertama melihatmu aku yakin bahwa kau lah yang akan melengkapi separuh agamaku. Aku tidak ingin gombal-gombalan atau sebagainya. Inilah bukti aku menyukaimu dan aku mencintaimu. Semoga Allah memudahkan perjalanan kita kedepanya. Semoga dengan bersama mu surga lebih dekat. Terimakasih.”
Begitulah cara Allah untuk mengembalikan hambanya agar tidak terjerumus kepada cinta yang salah, inilah cinta yang sesungguhnya. Dear, wanita itu tidak butuh janji-janji manis tapi ia butuh kepastian. Wanita itu tidak ingin menunggu tapi ia ingin semua berlabuh pada ikatan suci pernikahan. Untuk kalian yang masih mencari pasangan hidup, dan sudah jatuh cinta disaat belum yakin dan siap, percayalah itu hanya cinta sesaat kelak diwaktu yang tepat Allah akan hadirkan ia, dia yang  akan melengkapi separuh Agamamu. Menggapai cinta hingga kesurga.

“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.”
(HR. Al Baihaqi, shahih)


No comments:

Post a Comment

Kelak, Allah akan hadirkan dia diwaktu yang tepat

cover image by Nurazizahindah Indah Siti Nurazizah   Aku hanya menjadi pereda rasa sakitnya,  bukan menjadi obat penyembuh dari...