Original image - Nurazizahindah |
Aku termenung bersama senja. Disinilah rumah keduaku, ditepi danau dengan
beribu rasa yang berkecamuk dalam dada. Senja selalu hadir dengan indahnya,
namun senja pula yang selalu menghadirkan gundah tak kala ia pergi bersama
keindahanya dan mengubahnya menjadi malam yang kelam. Langit beranjak berubah
menjadi mendung, ingin beranjak namun lagi-lagi rasa nyaman menahan semua itu.
Akhirnya langit menghamburkan
tangisnya. Satu persatu tanah yang kering berubah menjadi basah. Seperti air
hujan yang datang tak selalu bersama-sama begitupun dengan suka dan duka. Aku
beranjak, menepi sejenak dari derasnya hujan. Dibawah pohon besar ini, aku
berlindung. Sebelumnya ada seseorang yang selalu menemaniku menikmati senja.
Namun, seseorang itu telah pergi. Pergi bersama cinta yang lain.
Esoknya..
“Zahra! Kok lo masih disini? Bintang
udah pergi sama Angle.” Saut sahabatku Rina.
Hari
ini adalah hari dimana aku menyadari bahwa berhubungan denganya hanya membuat
luka. Entah luka untuk sendiri atau luka untuk orang lain. Hari ini aku
menyadari bahwa cinta yang aku bangun selama bertahun-tahun hanyalah sebuah
kebohongan. Perasaan yang aku jaga selama ini pun juga hanya sebuah sandiwara.
Aku
masih diam berdiri. Tidak tau apa yang harus aku lakukan. Rina menyadari apa
yang berjolak dalam hatiku. Luka ini masih terlalu basah, aku tidak ingin
semakin memperdalam luka ini. Bahkan melihat Bintang, ya Bintang. Pemuda yang
bertahun-tahun selalu bersamaku. Pemuda yang sekaligus sahabat dan teman yang
selalu mendukungku. Namun kini, dia telah pergi, memilih cinta barunya. Aku?
Aku hanya angin yang berlalu dalam kehidupanya. 3 tahun memang tak berarti
untuknya.
Aku
sedikit menyesal mengenalnya. Jika akan begini aku tidak ingin ada perjumpaan
yang membuatku mencintainya selama 3 tahun lamanya. Dia mengajarkanku bahwa
mencintai seseorang tak perlu melulu pakai hati. Dia memaksaku untuk mundur.
Angle, wanita idaman kaum adam seantero kampusku. Wajahnya yang ayu, senyumnya
yang manis dan tubuhnya yang mendekati sempurna. Dan AKU? Ahhahahahaha. Aku
hanyalah gadis kaku, gadis yang ketinggalan tren di zaman yang semakin canggih
ini. Gadis yang memilih menutup dirinya rapat-rapat dengan kain tudung. Gadis
yang ingin dicintai oleh satu dari sekian banyaknya kaum adam.
“Hmm..
Ra! Lo beneran mau ikutan tuh seminar? Nanti lo bakal ...”
“Tenang,
gue akan pura-pura ga liat mereka.” Jawabku enteng. Aku memutuskan untuk pergi
keseminar yang diadakan dikampus dan kebetulan Aku, Rina, Bintang dan juga
Angle adalah panitia inti. Alhasil mau tidak mau kita harus selalu standby
dilokasi seminar. Ya, termasuk melihat kembali kemersaan Bintang dan Angle.
Acara seminar berjalan lancar. Semua
panitia menyucapkan syukur atas keberhasilan seminar ini. Setelah semua peserta
seminar bubar. Panitia diharuskan kumpul kembali, dan ini mengharuskan aku
bertatap kembali dengan Bintang dan Angle. Bukan! Bukan aku membenci mereka,
hanya saja ada tangan tak kasat mata yang selalu meremas hatiku kuat-kuat.
membuat hatiku menjerit keras.
Aku berjalan gontai kearah panitia
yang sudah berkumpul. Semua mata tertuju padaku. Menantapku sayu, seoalah-olah
mengisyaratkan kesedihan untuku. Aku tau mereka merasakan apa yang aku rasakan.
Bintang yang selama 3 tahun bersama-sama denganku, hari ini menggandeng tangan
Angle begitu erat.
Penutupan panitia berjalan dengan
lancar juga. Aku memutuskan untuk kembali ke danau, menikmati senja dan ingin
sejenak menepi. Hati ini sudah terlalu lelah. Tangan tak kasat mata selalu
mengganggunya.
Sampailah aku ditepian danau ini.
Kembali merenungi kesedihanku. Aku bahkan tidak tau sampai kapan aku terus
begini, sesakit ini kah mencintai seseorang yang bahkan telah pergi dalam
kehidupan kita. Sebenarnya, aku ingin berhenti. Bahkan ketika aku meneteskan
air mata untuk kesekian kali nya. Aku sadar, perkenalan yang pernah terjadi
diantara aku denganya, kini membuatku merasakan segalanya. Dan membuatku
menyesal. Mengapa seseorang seperti dirinya, sukses memberiku rasa sakit hati
sesempurna ini?! Apakah aku pernah melakukan sebuah kesalahan hingga inilah balasanmu
untuku?! Ku rasa ini tidak adil.
Senja kembali meninggalkan malam
yang kelam. Mengusirku agar kembali pulang. Setidaknya senja
menyadarkanku, bahwa semua tidak akan
selalu indah. Semua akan pergi meninggalkan cerita masing-masing. Untuk mu Bintang,
Aku adalah senja, bika kamu menginginkan malam, maka tidak ada tentang aku
disana. Aku adalah fajar, bila kamu meninginkan siang, maka tidak ada pula aku
disana. Aku tau, Aku tak ada pada inginmu seberapa usaha ku merubah yang ada
padaku, jika bukan penciptaku yang mau, apa dayaku. Bintang, Jika kamu mencari
apa yang ada padaku. Maka beranjaklah, jangan lagi memintaku. Karna kurangku
pun butuh diterima, bukan sekedar menerima lebih ku saja.
Terima kasih atas luka yang kau torehkan
padaku. Kenangan yang mungkin akan membutuhkan waktu yang lama untuk aku
melupakanya. Kau hadir dengan membawa arti dalam suka maupun duka. Bahkan, kau
rela melakukan apapun demi diriku. Tapi, aku tidak suka saat kau berjanji namun
kau ingkari. Seperti halnya saat ini, maaf jika dulu aku berjanji akan selalu
menjaga cintaku untuk mu. Kali ini aku akan berusaha untuk MELUPAKANMU.
untuk melaksanakan ukuwah dan talisilahturahmi mari berteman FOLLOW - @Nurazizahindah. Syukran, kritik dan pesan silakan langsung mention ke Twitter ajah ya.
INDAH SITI NURAZIZAH
28 JANUARI 2017
20.29 WIB
No comments:
Post a Comment