Saturday, November 11, 2017

Cerpen - Nantikanku dibatas waktu


"NANTIKAN KU 
DIBATAS WAKTU"

original image-Nurazizahindah


            Aku terhanyut bersama sunyi nya malam, Aku merayu meminta pada sang pemilik cinta. Aku mengadu. Meminta, meronta,merebahkan diri dan semoga sang pemilik cinta, berkenan untuk mendengar disepertiga malam. Embun menetes meski pagi jauh menyapa, angin malam sayup-sayup masuk melalui sela-sela jendela. Menusuk badan mendinginkan jiwa. 

            “Ya, Rabb hati ini milikmu, semua ini akan kembali padamu. Biarlah dihadapanmu saja aku rebah tapi, dihadapan manusia aku tabah. Ya, Rabb maafkan aku jika aku menantikan seorang hamba mu. Hamba mu yang selalu aku ucapkan nama nya disepertiga malamku. Dia yang aku harapkan, bisa membimbing ku didunia dan diakhirat. Dia yang akan melengkapi separuh agama ku. Ya, Rabb maafkan aku. Maafkan aku jika dengan rasa suka terhadapnya melebihi rasa suka dan cinta ku pada mu. Maka dari itu, Kelak jika ada seseorang yang mencintaiku. Maka, biarkan dia mencintaiku karena mu. Agar bertambah kekuatanku untuk mencintaimu. Amiin.. Amiin.. Yarabal’alamin.”


            Ku kejamkan mata ku, meski sebentar lagi kumandang suara adzan terdengar. Mataku sudah meminta bagian nya, meminta untuk dipejamkan dan istirahat setelah aku mengagu nya karena panggilan sang illahi. Benar, kini seruan yang sangat besar pahalanya itu terdengar. Sangat indah, sangat menggugah jiwa. Suara ini selalu aku nantikan peristiwa subuh yang selalu menyisakan embun setelah mendengarnya.

            Suara nya sungguh ternyiang ditelinga, membuat siapa saja yang mendengar ingin segera melaksanakan perintah sang pemilik alam semesta. Muhammad Azmi Syirazi pemuda yang tengah mengumandangkan adzan dengan indah dan merdu. Dia, yang selalu membuat embun jatuh dikelompak mataku. Dia, yang selalu aku ucapkan nama nya disepetiga malamku. Dia, yang aku harapkan bisa melengkapi separuh agamaku.

            Kini pagi menyapa, setiap pagi aku selalu melihat nya. Melihat nya yang tengah berkutat dengan kitab kuning yang ada dalam genggaman nya. Aku memang seorang putri sang kyai tapi aku juga santri seperti yang lain. Azmi adalah santri kebanggan Abi Syahab. Bahkan kami sudah dijodohkan. Namun, Azmi tampak nya tidak tergunggah dia masih belum menjawab tawaran Abi yang meminta nya untuk menghitbahku. 

            Hatiku sakit, dada ku sesak. Jika aku ingat raut wajah Azmi saat dia memilih untuk menolak dijodohkan denganku karena alasan aku ini siapa dan dia itu siapa. Bukankah, Cinta tak perlu memikirkan sebuah tatahta? Tak perlu memikirkan sebuah kasta? Yang aku butuhkan hanya ridha, cinta yang akan menghartarkan sebuah pasangan menuju surganya.

            Hingga satu tahun sudah, saat penolakan Azmi. Aku jatuh sakit. Kata dokter hidupku tidak akan lama lagi. Setiap hari hatiku merasa kegelisahan yang luar biasa. Azmi hanya melihatku dengan iba. Meski sesekali ia datang melihat ku, dan memberikan senyum dahsyat nya untuku. Tapi, rasa nya belum lengkap jika ia belum menjadi imamku. Aku ingin membelai wajah nya. Aku ingin mengusap mata nya yang selalu memancarkan sebuah ketengan jiwa. Aku ingin memeluk tubuhnya yang selalu meminta untuk sebuah kehangatan. 

            Kini, sakitku semakin parah. Aku rasa waktuku semakin dekat. Aku meminta Abi Syahab untuk mengundang Azmi kerumah. Aku ingin mengucapkan sepatah dua patah untuknya. Aku ingin mendengar suara nya. Aku ingin melihat mata nya. Aku ingin melihat tubuh nya. Yang mungkin tidak akan pernah aku lihat lagi.

            Dan, Kini Azmi ada diserambi rumahku. Abi Syahab dan Umi Aisyah dengan sigap membopong ku menuju kehadapan Azmi yang hanya tertunduk. Kini, aku ada dihadapan Azmi. Pemuda yang selalu aku nantikan kedatangan nya. Pemuda yang selalu aku rindukan. Pemuda yang selalu membuat hati meronta meminta sebuah kepastian.

            “Assalamu’alaikum Az. Boleh kah, aku menatap wajah mu.” Sautku membuka sebuah percakapan yang mungkin akan menguras tetesan demi tetesan embun yang begitu banyak.

            “Wa.. wajahmu pucat sekali Ra! Lebih baik kamu istirahat.” Ujar Azmi yang mulai menatapku dengan iba dan mata yang berkaca-kaca.

            “A.. Aku ingin melihat dirimu. Aku ingin melihat wajah mu. Aku ingin melihat matamu. Dan Aku ingin melihat tubuhmu yang selalu aku rindukan disepertiga malamku. Azmi, 2 tahun sudah aku menantimu tampa sebuah kepastian. Aku menantimu dengan ketaanku, hingga aku lelah dan tak sanggup. Az, meski kelak aku pergi jadikan aku bidadari yang pertama dan terakhir untumu. A.. Aku, akan menunggumu diambang surga. Aku akan menjadikan mu yang pertama dan terakhir untuku.” Embun yang ku tahan jebol. Aku tak sanggup menahan tetesan embun yang selalu aku tetesan kan setiap melihat dirinya yang lugu.

            “ Ma.. Maafkan aku. Maafkan aku yang hanya bisa membuatmu menunggu. Maafkan aku yang hanya bisa membuatmu meneteskan embun yang begitu menyayat hati. Aku, hanya belum pantas untukmu Ra. Tunggulah aku, tunggu hingga aku siap menghitbahmu dengan segala kekuranganku. Jangan tinggalkan aku. Aku ingin menghapus embun yang selalu menetes dikelopak matamu. Aku ingin menjadikanmu yang halal untuku. Maka, kuatkan dirimu aku mencintaimu.” Embun menetes dikelopak mata Azmi yang berbinar. 

            Aku hanya bisa tersenyum, saat pertama kali nya Azmi mengatakan bahwa ia juga mencintaiku. Hatiku senang, meski aku tidak bisa lama lagi menemani nya dan menunggu nya hingga ia siap untuk menghitbahku. Wajahku semakin pucat. Rasa nya aku juga mulai tidak sanggup untuk membuka mata ini. Tubuhku lunglai, meminta untuk dibaringkan. Hatiku sudah cukup senang dengan kehadiran Azmi yang membuat hatiku luluh lantah.

            “Az, kini saat nya tiba nantikanku dibatas waktu. Dimana aku akan melambaikan tanganku dan bersorak memanggil namamu. Anna uhibbuka fillah.”

            Dengan demikian cinta Aira tertanam sudah dihati Azmi. Meski sang waktu dan pemilik cinta belum sempat menyatukan hati Azmi dan Aira di dunia. Semoga kelak mereka disatukan disurganya. Menjadi sepasang kekasih yang selalu ada dalam kasih sayang nya. Menjadikan Aira bidadari surga.

SELESAI..

untuk melaksankan ukuwah dan talisilahturahmi mari berteman FOLLOW - @Nurazizahindah. Syukran, kritik dan pesan silakan langsung mention ke Twitter ajah ya. Makasih :D

1 comment:

Kelak, Allah akan hadirkan dia diwaktu yang tepat

cover image by Nurazizahindah Indah Siti Nurazizah   Aku hanya menjadi pereda rasa sakitnya,  bukan menjadi obat penyembuh dari...