Friday, May 13, 2016

Cerbung Rify - Ketika Hati memilih untuk kembali Part 2

KETIKA HATI MEMILIH UNTUK KEMBALI
part 2
Biarkan Takdir yang mempertemukan

3 hari sudah Alyssa menetap di indonesia. Benar, Alyssa Saufika Umari kini sudah kembali dan menetap di indonesia. Ia, tidak ingin pergi lagi. Meskipun sang Bunda meminta dirinya untuk kembali ke Malaysia untuk menemaninya dan menetap disana. Tapi, ia juga tidak ingin meninggalkan Ayahnya yang sendirian di indonesia lebih tepatnya meninggalkan makam ayahnya yang sudah 3 tahun ini Alyssa tidak mengunjunginya.

            Alyssa membuka matanya lebar-lebar. Jam menunjukan pukul 8 pagi tapi, lihatlah siapa yang berada dihadapanya sepagi ini. Sivia dengan rusuh membawa keranjang belanjaanya yang begitu banyak. Bukan, bukan baju atau barang brendit lainya. Tapi, Sivia membawa sayuran dan bumbu masakan yang banyak.


            Alyssa juga dibuat kaget karena Sivia kerumahnya tidak sendiri melainkan bersama pacarnya semenjak ia SMA siapa lagi kau bukan Alvin. Sebenarnya Sivia dan Alvin juga jadiaan ditanggal yang sama saat Alyssa juga jadiaan dengan Mario. Pokoknya, kalau sudah ada 2 sejoli ini rasanya ingatan Alyssa kembali kepada masa dimana ia masih bersama Mario dan membuat hatinya sedikit rapuh.

            “Loe masih mau mematung disitu HAH?” ujar Sivia tepatnya untuk Alyssa yang masih berkutat dengan khayalanya.
            “Duhh, Via sayang akukan udah bilang simpen dulu sebagian nanti aku bawain.” Ujar Alvin perhatian namun, Sivia masih terfocus dengan Alyssa yang masih mematung dan manampakan wajah sendunya.
      “Aelah, nih bawaain kedalem. Simpen didapurnya Alyssa.” Sivia dengan menyerahkan semua belanjaanya ke Alvin yang membutnya kewalahan.
            Sivia menatap sahabatnya cukup lama. Entah, apa yang sedang ada dalam lamunan gadis itu. Sivia melambaikan tanganya diwajah Alyssa. Namun, sama saja Alyssa masih melamun.
            “Al? Alyssa? Loe kenapa?”
            “AL? AL jawab gue?” Sivia dengan suara yang agak meninggi.
          “ALYSSA WOY!!! LOE KENAPA?!!” Sivia dengan mengeluarkan powernya dan mendekatkan mulutnya ditelinga Alyssa yang membuat gadis itu tersentak dan tersadar.
            “Hah? Apa Vi? Ada apa?” Alyssa dengan memasang wajah datarnya.
            “Tuh, ada orang yang lagi ngelamunin MANTAN!” ujar Sivia dan langsung masuk kedalam rumah Alyssa yang bahkan pemiliknya saja belum menginjinkan Sivia untuk masuk kedalam.
---
            “Loe ngapain belanja banyak kayak gini? Loe kesambet? Bukanya loe harus beli kain buat baju-baju loe yang selalu terbengkalai.” Ujar Alyssa dengan mengorek-ngorek isi dan kantong belanjaan yang Sivia bawa tadi.
            “Masakin gue dong! Hari ini gue sama Alvin Anniversary yang ke 5 tahun. Loe pokoknya harus masakin gue? Ngerti?” Sivia dengan wajah tampa dosa dan tak menganggapi pertanyaan Alyssa sebelumnya.
            “APA? Gue masakin loe? Sejak kapan gue jadi babu loe? OGAH!!” bantah Alyssa dan langsung meninggalkan Sivia yang berharap sahabatnya ini memasak untuknya.
            “Gue tau kok, semenjak loe kuliah dan 3 tahun di KL loe jago masak bahkan, loe sempet mau bikin restaurant iya kan? Wajah loe biasa ajah. Gue tau dari mamah loe jangan natap gue setajam itu! daging gue ga enak buat loe makan jad.” Sivia tidak meneruskan pembicaraanya ia melihat Alyssa yang beranjak ke dapur dan segera mengobrak-ngabrik semua isi belanja yang dibawa Sivia.
            Alyssa dengan lihai memotong semua bawang yang ada di atas napan serta sayuran yang akan ia masak menjadi suatu masakan yang enak dan lezat. Harum khas masakan melayu menusuk hidung setiap orang yang ada disana tidak ketercuali Sivia dan Alvin yang menatap Alyssa takjub. Gadis itu benar-benar menawan saat berkutat dengan alat dapur dan asap masakan yang sangat melezatkan ditambah keringat yang membasahi dahinya yang dengan cepat Alyssa menyekanya.

            3 menu sudah ada di depan meja makan. Sivia memandang semua masakan dengan ganas seperti orang yang kelaparan dan tidak makan 1 tahun. Sivia mencium bau makanan yang menusuk hidungnya. Rasanya cacing didalam perutnya sudah mengaung-ngaung meminta asupan makanan lezat masuk kedalam perutnya.

            Alyssa menghembuskan nafas panjang nya. Hanya membutuhkan waktu 1jam untuk menyelesaikan 3 menu itu dan alhasil ke3 menu itu sangat membuatnya puas. Alyssa melangkahkan kakinya menghampiri Sivia dan Alvin yang sudah kelaparan.
            “Kalian udah ga makan berapa taun?” ujar Alyssa dan duduk disamping Sivia.
            “Satu abad! Udah ah gue mau makan. Euuummmm pasti enak.” Ujar Sivia dan segera mengambil salah satu menu makanan yang telah Alyssa hidangkan. Namun..
            “Eittts! Tapi sebelum loe makan makanan ini. Gue punya satu syarat buat kalian berdua.” Alyssa dengan memasang wajah seriusnya.
            “Hmm Apaan.” Sivia dengan tak sabar dan segera menyuapkan makananya.
            “Jangan pernah kasih tau Mario kalau gue ada udah balik!”
            UHHUUKK .. UHUUUKKK..

            Sivia langsung tersendak saat ia mendengar dengan indra pendengranya apa yang dikatakan sahabatnya. Sivia segera menggapai air minum yang ada dihadapanya dan dengan sigap menetralisir rasa sakit ditenggorokanya akibat perkataan sahabatnya yang Sivia rasa sangat-sangat tak penting.
            “Kenapa?” kini girilan Alvin yang membuka suara karena Alvin tau jika sahabatnya Mario tau jika Alyssa berada di indonesia pasti ia sangat senang.
            “Biar takdir yang mempertemukan kita.” Jawab Alyssa tenang dan datar.
            “Ahahaha. Loe setelah jadi preminim loe juga jadi sok bijak, gtuh!” Sivia dengan menatap tajam Alyssa yang kembali cuek setelah membuat dirinya tersendak.
            “Gue, cuman ga mau. Rasa yang udah mati kembali tumbuh gara-gara gue harus ketemu dia. Kalian berdua pasti tau kan, apa alasanya?” Alyssa dengan memakan makanan yang ia buat sendiri.
            Alvin hanya menggangguk mengerti arah pembicaraan Alyssa saat ini. Alvin tau, jika Alyssa masih mencintai seorang Mario namun, ia juga tau seberapa tinggi tingkat gensi yang ada didalam diri Alyssa.Sivia masih berusaha mencerna pekataan demi perkataan Alyssa yang membuatnya sedikit binggung.
            “Rasa yang udah mati? Jadi loe udah ga cinta lagi sama Rio? Serius bukanya tadi loe ngelamunin Mario. Iya kan?” Sivia dengan memasang wajah yang benar-benar tidak tau.
            “Sivia sayang, sudah ya lanjutin ajah makanya. Nanti kalau tersendak lagi gimana.” Alvin dengan mengalihkan pembicaraan. Bukan, bukan Sivia tidak tau apa alasanya hanya saja otaknya kali ini sedang tidak berfungsi baik karena makanan yang ada dihadapanya. Ah iya, karena makan Sivia lemotnya kan kumat.
---
 Hii maapkan atas keterlambatan saya post part2nya :) mau ngucapin selamat baca ajah udah huehehe follow - @nurazizahindah :))

No comments:

Post a Comment

Kelak, Allah akan hadirkan dia diwaktu yang tepat

cover image by Nurazizahindah Indah Siti Nurazizah   Aku hanya menjadi pereda rasa sakitnya,  bukan menjadi obat penyembuh dari...