Derai Sunyi …
Indah siti Nurazizah
Alyssa Revita Azhari, yang lebih dikenal dengan nama Ica ini mempercepat langkah nya setelah ia melihat jam yang melingkar ditangannya yang putih dan kecil menunjukan pukul 07.10. Ya, Ica kali ini terlambat lagi kesekolah setelah semalam ia mengikuti tablig akbar. Jilbab nya terombang–ambing mengikuti gerakan kaki Ica yang cepat.
Syukurlah Allah masih baik terhadap Ica. Setibanya di sekolah Ica di izinkan masuk. Namun saat jam pulang nanti Ica wajib membersihkan perpustakaan. Ica duduk dengan manis setibanya dikelas ia sudah siap untuk melahap semua ilmu yang akan guru berikan .
Ica terbilang murid yang pandai hanya sajah kecerobohan selalu merusak, contoh nya iya akan mengikuti olimpiade matematika tapi ia malah mempelajari Fisika? kan ga nyambung.
Sudut bibir Ica membentuk sebuah senyuman yang amat manis, membuat mata nya yang sipit hampir sebaris. Jam istirahat kali ini, Ica selalu ditemani dengan ketiga sahabat nya, ya siapa lagi kalau bukan Farhan si halis tebal dan jutek, Halimah yang Syar’i dan pendiam, Devita yang koyol dan populer.
Ica merasa senang jika sudah kumpul seperti ini, Ica sangat bersyukur memiliki sahabat seperti meraka. Ya biasa dibilang persahabatan mereka dibumbui dengan berbagai karakter yang membuat nya nyaman dan sempurna.
“Pulang sekolah, kita ngeramen yuk?” Saut Devita dengan menguncangkan tubuh Ica dan Halimah.
“Kita kan udah lama ga makan–makan?” Ujar Devita kembali.
“Ya ampun vit, baru juga dua hari kemarin kita makan–makan?” Ujar Halimah dengan santai.
“Iya, lagi pula aku nanti ga biasa , aku harus beres- beres di perpustakaan .” Timpa Ica dengan raut wajah kesal.
“Kita kan udah lama ga makan–makan?” Ujar Devita kembali.
“Ya ampun vit, baru juga dua hari kemarin kita makan–makan?” Ujar Halimah dengan santai.
“Iya, lagi pula aku nanti ga biasa , aku harus beres- beres di perpustakaan .” Timpa Ica dengan raut wajah kesal.
Tak terasa, bel pulang yang ditunggu–tunggu semua murid berbunyi dengan nyaring, semua murid berhamburan keluar kelas dan Ica hanya pasrah dengan hukuman yang harus ia lakukan. Tampa basa–basi Ica melangkah kan kaki nya menuju perpustakaan, iya mulai membereskan semua buku dan menyapu lantai.
Ini memang melelah kan namun saat iya hendak mengambil buku di rak paling atas, sial nya buku–buku malah jatuh berserakan. Namun, ksatria datang seraya dengan senyuman hangat menyapa hati nya yang membuat luluh lantah.
“Lain kali bawa bangku biar engga pada jatuh .” Saut pemuda yang bernama Azmi Syamsyudin itu. Sebenarnya Azmi adalah cinta pertama Ica, iya sudah kenal lama dengan Azmi hanya saja saat Smp iya dan Azmi harus berpisah dan Ica baru dipertemukan kembali saat Sma. Mungkin Allah masih baik mempertemukan Ica dengan teman kecil nya itu.
“Iya, Az Terima kasih.” Saut Ica dengan membalas senyuman Dahsyat Azmi . Sebenar nya jatung Ica berdegup sangat kencang namun apa daya Ica memlih untuk memendam dari pada harus berterus terang .
“Sama–sama.” Ujar Azmi dengan melangkah pergi meninggalkan Ica yang masih senyum–senyum sendiri.
“Sama–sama.” Ujar Azmi dengan melangkah pergi meninggalkan Ica yang masih senyum–senyum sendiri.
Wajar saja selama 5 tahun Ica memendam perasaan Cinta nya kepada pemuda yang terkenal karena kelebihan nya dalam melantunkan Ayat Suci al-qur’an bahkan, Azmi adalah vocalis sebuah grup Hadroh di sekolah.
Masih dengan rasa tak percaya nya Ica, kembali membereskan pekerjaan nya yang sebentar lagi selesai. Setelah semua rapih dan bersih Ica memutuskan untuk pulang, Tak disangka ternyata Farhan menunggu Ica di depan gerbang. Itu lah sahabat tidak hanya menemani disaat suka tapi menemani juga di saat susah.
Seminggu sesudah kejadian di perpustakaan Azmi dan Ica semakin dekat hingga, tampa alasan yang jelas Azmi seperti menjauh dari Ica . Ica merasakan bahwa senyum Azmi kian hari kian menghilang dalam pandangan nya. Hati Ica kembali rapuh , setelah Azmi sukses membuat nya kembali berdiri.
“Icaaaaa …” Seru Devita di lorong kelas.
“Apa ?” balas Ica dengan wajah datar.
“Kita tau ko kamu suka sama si Azmi tapi engga usah lebay juga kali.” Saut Halimah dengan menyenggol tubuh Ica yang kecil.
“Iya, lebay amat pake bikin status! Mana nama nya engga di sensor lagi.” Tambah Devita yang membuat mata ku terbuka dengan lebar.
“Tunggu? maksud kalian apa? Kemarin aku ga pegang hp, hp ku lagi di reset ulang sama Farhan di konter.” Sanggah Ica dengan menghentikan langkah mereka.
“Ya ampun Ca, semua sekolah udah tau kali! jangan nyangkal deh! ini aku capture ko status kamu.” Ujar Devita dengan memperlihatkan sebuah status yang bernama Alyssa R Azhari dengan Status nya yang bertulis. “Aku udah lama suka sama kamu! aku harap kamu bales cinta aku. Azmi Syamsyudin."
“Apa ?” balas Ica dengan wajah datar.
“Kita tau ko kamu suka sama si Azmi tapi engga usah lebay juga kali.” Saut Halimah dengan menyenggol tubuh Ica yang kecil.
“Iya, lebay amat pake bikin status! Mana nama nya engga di sensor lagi.” Tambah Devita yang membuat mata ku terbuka dengan lebar.
“Tunggu? maksud kalian apa? Kemarin aku ga pegang hp, hp ku lagi di reset ulang sama Farhan di konter.” Sanggah Ica dengan menghentikan langkah mereka.
“Ya ampun Ca, semua sekolah udah tau kali! jangan nyangkal deh! ini aku capture ko status kamu.” Ujar Devita dengan memperlihatkan sebuah status yang bernama Alyssa R Azhari dengan Status nya yang bertulis. “Aku udah lama suka sama kamu! aku harap kamu bales cinta aku. Azmi Syamsyudin."
Dengan rasa tak percaya dicampur rasa malu yang begitu hebat, langkah kaki Ica melangkah menghampiri Farhan yang tengah terduduk manis di bangku nya.
Entah apa yang harus Ica lakukan disisi lain iya adalah sahabat nya, iya selalu ada disaat suka maupun duka. Tapi menyapa iya tega mempermalukan sahabat nya sendiri dengan status yang membuat hubungan nya dengan Azmi menjauh. Dengan embun yang ditahan Ica berusaha mengatur suara nya yang tersendak karena menahan tangis .
“Maksud kamu apa hah! Bikin status gituaan?” Ujar Ica dengan menahan kesal dan tangis nya.
“Maksud kamu apa Ca?” saut Farhan dengan santai tampa rasa bersalah.
“Aku lebih baik mencintai dalam diam, dan aku lebih baik menyimpan perasaan ini hingga hilang dari pada aku harus menyumbar–nyumbar dan membuat semua nya menjadi hambar!” Embun yang ditahan dikelopak mata ica kini Jebol. Embun itu terus berjatuhan seiring dengan rasa kesal dan malu yang Ica rasakan.
“Maksud kamu apa Ca?” saut Farhan dengan santai tampa rasa bersalah.
“Aku lebih baik mencintai dalam diam, dan aku lebih baik menyimpan perasaan ini hingga hilang dari pada aku harus menyumbar–nyumbar dan membuat semua nya menjadi hambar!” Embun yang ditahan dikelopak mata ica kini Jebol. Embun itu terus berjatuhan seiring dengan rasa kesal dan malu yang Ica rasakan.
“Kenapa kamu tega han? Kenapa! Aku sudah memendam perasaan itu selama 5 tahun dan aku baik–baik saja dengan nya. Tapi setelah apa yang kamu lakukan semua nya hilang han! Iya menjauh bahkan ia menghindari ku.” Ucap Ica kembali yang kali ini mebuat Farhan merasa bersalah.
Sedangkan Halimah dan Devita hanya dapat berdiri kaku setelah melihat Sahabat yang iya kenal kuat dan pandai menyembunyikan air mata nya. Kini iya Rapuh, iya bagaikan kapas yang basah.
“Ini semua aku lakukan karena aku menyukai mu Ca! maaf kan aku, jika dengan cara ku ini aku malah membuat mu kecewa!” ujar Farhan dengan menundukan kepala dan rasa bersalah yang begitu dalam.
Ica, Halimah dan Devita hanya dapat terdiam kaku setelah mereka mendengar penjelasan Farhan yang semuanya ia lakukan karena menyukai Ica. Semua hening, hanya tangisan Ica yang terdengar diantara bisu nya cinta yang sudah terpendam lama itu .
Ica hanya dapat melangkah pergi tampa meninggalkan sepenggal kata pun. Ica paham bahwa mencintai dalam diam tidak semudah mengedip kan mata dan membalikan telapak tangan .
Ica hanya dapat melangkah pergi tampa meninggalkan sepenggal kata pun. Ica paham bahwa mencintai dalam diam tidak semudah mengedip kan mata dan membalikan telapak tangan .
SELESAI ....
@Nurazizahindah
No comments:
Post a Comment